Kamis, 10 Juni 2010

Pesantren Alternatif Pendidikan Murah

YOGYAKARTA, Pondok pesantren di DI Yogyakarta makin diminati sebagai salah satu alternatif pendidikan murah. Pondok pesantren biasanya hanya memungut uang pangkal Rp 100.000 ketika mendaftar. Setelah itu, pengasuh pondok pesantren tidak memungut biaya pembelajaran, kecuali uang listrik Rp 10.000 per bulan.


Senin, 31 Mei 2010

ESD Perlu Pengembangan

PENDIDIKAN sangat dinamis dan telah mengalami revolusi pada konsep dan ideologinya.Hal ini disebabkan perkembangan kehidupan yang juga mengalami perubahan yang mendasar.

Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut,harus dilakukan penyetelan ulang terhadap konsep pendidikan. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau education for sustainable development (ESD) merupakansebuahkonseppendidikan yang tidak hanya bervisi pada pendidikan murni, tetapi sekaligus menggabungkan konsep pembangunan dari perspektif ekonomi, sosial,budaya,dan lingkungan.

Senior Programme Coordinator Networking and Capacity Building at Centre for Environment Education, India (CEE), Shivani Jain, menjelaskan, belajar merupakan proses penemuan. Baik itu penemuan sendiri maupun penemuan akan segala yang ada di sekitar manusia. Fokus dari kualitas mengajar adalah selalu ”belajar”. Seorang guru yang baik harus menjadi seorang pembelajar yang baik juga.

Dengan demikian,untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam dunia pendidikan formal, memahami apa itu belajar dan bagaimana belajar itu berlangsung. ”Menjadi sangat penting proses belajar seorang anak agak berbeda dengan proses belajar orang dewasa,” tutur Shivani. Walaupun keduanya adalah belajar melalui analisis dan membangun pemahaman melalui pengalaman.

Seorang dewasa hanya belajar bila merasa butuh untuk belajar. Sementara, seorang anak sepertinya haus untuk belajar sepanjang waktu. Karenanya, komunitas pendidik perlu memberikan perhatian ekstra pada siklus belajar dan menganalisisnya dalam kerangka strategi pembelajaran yang lebih baik. Shivani menjelaskan, ESD bukanlah hanya sebagai satu subjek atau disiplin ilmu yang harus dipelajari siswa dengan cara duduk di dalam kelas. Sebab, ESD merupakan proses, perspektif, sikap, dan aksi.

Consultan Climate Security Programme Team British council Indonesia, Nita Irawati Murjani, menyebutkan, masa depan bumi berada di tangan generasi muda. Kepedulian mereka hari ini akan menjamin kondisi bumi yang akan mereka warisi kelak agar kepedulian itu tumbuh,terawat,dan terarah. Bimbingan yang tepat dari guru mutlak diperlukan. ”Selain orang tua, guru memiliki peran strategis nyata dalam menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan ini,” kata Nita.

Sebuah laporan studi tentang pendidikan perubahan iklim di Indonesia yang berjudul ”Mapping Climate Education In Indonesia: Opportunities for Development” menunjukkan dua temuan penting.Pertama,adanya persepsi keliru dari sebagian responden yang mewakili kalangan akademik bahwa perubahan iklim adalah kehendak Tuhan.

Kedua, salah satu masalah untuk pendidikan perubahan iklim di sekolah adalah tidak adanya materi ajar tentang perubahan iklim yang dapat digunakan guru. Merespons masalah tersebut,Nita mengatakan,British Council telah memulai sebuah proyek yang bertajuk Climate4- classrooms yang bertujuan untuk menyediakan materi ajar untuk guru sebagai bahan mengajar di dalam kelas. ”Indonesia telah dipilih sebagai salah satu negara percontohan bersama dengan Inggris, Meksiko, dan China,”kata Nita.

Pada awalnya, materi Climate- 4Classrooms dikembangkan sebagai materi onlineyang disusun oleh British Council UK bekerja sama dengan Royal Geographical Society (RSG) dan Royal Meteorological Society (RMets). Di Indonesia, British Council bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Nasional dalam mengembangkan sebuah panduan (guide line) yang dapat dipergunakan guru berbagai bidang studi untuk mengembangkan materi ajar perubahan iklim sesuai subjeknya. Guide line tersebut bahkan juga melihat keterkaitan antar subjek dalam pengajaran perubahan iklim.

Saat ini, materi Climate4- Classrooms sedang dalam tahap penyempurnaan untuk mendapatkan masukan dari para guru sebagai pengguna materi tersebut. Kendati begitu, materi itu telah dipakai sebagai salah satu materi untuk pelatihan guru dari sekolahsekolah Islam di Padang dan sekitarnya yang pernah mengikuti program British Council lainnya,yaitu Islamic School Supporting Network (ISSN).

Sebagai kelanjutan dari pelatihan guru di Padang,British Council akan membuat program uji coba penggunaan materi Climate4- Classrooms di enam sekolah di Padang dan sekitarnya. Tujuan kegiatan uji coba ini adalah untuk melihat seberapa jauh materi yang ada dapat dipergunakan guru dan bagaimana dapat integrasikan ke kurikulum yang ada.

Sementara, Education Consultan Madania Educational Innovation Canter Deddy Sanjaya mengatakan, dalam menyiapkan program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan,pendidik harus terlebih dahulu menyamakan paradigma mengenai ESD. ”Hanya dengan berbagi pandangan yang sama, maka program ESD dapat berjalan dengan baik,”sebutnya.

Deddy menjelaskan,penerapan ESD dalam sekolah formal bukanlah misi yang mustahil.Walaupun dihadapi dengan keterbatasan waktu dan beragamnya materi yang bisa diberikan, sebenarnya masih ada daerah yang belum terjelajahi. Titik awal dari semuanya adalah para guru dengan mengembangkan kompetensi dasar yang memungkinkan terwujudnya ESD dalam pembelajaran. Karena itulah, Deddy mengingatkan bahwa ESD bukanlah hanya sebuah program, tapi juga ajang penyebaran ide. Sebab itu, kesuksesannya bergantung pada seberapa luas pengaruhnya. (hermansah)  

Kaki Bayi Perlu Dibedong agar Tidak Pengkor?

Ada banyak mitos tentang perawatan bayi yang berkembang dan terus dipertahankan di masyarakat. Sebagian salah, tetapi ada pula yang secara ilmiah benar. Mana yang Anda ikuti? Berikut beberapa di antaranya.Mitos: Pakai gurita agar tidak kembung.
Fakta: Salah. Pasalnya, organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada karena sampai 5 bulan dalam kandungan organ-organ ini terus tumbuh sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita,  ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. Boleh memakai gurita asal ikatan bagian atas dilonggarkan sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang.
Mitos: Kuku tak boleh dipotong sebelum 40 hari.
Fakta: Salah. Jika tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa melukai wajah bayi, bahkan melukai kornea mata. Kalau sampai kena kornea, tak bisa disembuhkan lagi. Mitos ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan atau kaki si bayi saat ibu menggunting kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.
Mitos: Kaki dibedong agar tidak pengkor.
Fakta: Salah. Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu karena kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak.
Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Pasalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki sehingga waktu lahir kakinya pun masih bengkok.
Mitos: Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
Fakta: Salah. Yang tepat adalah tidak pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Misalnya ke mal atau perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.

"Perokok Hanya Orang Egois"

Beberapa lelaki itu tampak asik mengisap sebatang rokok di depan ruang rehabilitasi jantung Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Senin (31/5/2010) meskipun di depan mata mereka terpampang papan besar bertuliskan kalimat "Kawasan Bebas Rokok". Mereka seolah tidak peduli bahaya asap rokok mereka bagi kesehatan diri sendiri, apalagi bagi orang lain."Perokok hanya orang egois, orang lemah yang nggak bisa mengendalikan dirinya sendiri," ujar seorang mantan perokok berat, Nurdin Sirait (60) yang ditemui usai rehabilitasi jantung di RS Harapan Kita Jakarta, Senin.
Nurdin yang dulunya perokok berat mulai berhenti merokok sejak tahun 2000. Kala itu, penyakit jantung yang dideritanya memaksa Nurdin membulatkan tekad untuk tidak merokok. "Kata dokter, kalau kamu masih mau ngelihat anak kamu wisuda, berhenti merokok!" paparnya.
Berawal dari situ, Nurdin bertekad untuk tidak merokok. Menurutnya, yang terpenting adalah komitmen diri sendiri untuk berhenti. "Buktinya kalau kita ada kemauan keras, kita bisa mengendalikan diri. Totally commited, orang bisa kalau ada kemauan. Harus berhenti, saya mencoba mengurangi, tidak bisa, tapi harus berhenti," tutur Nurdin.
Memang, kata Nurdin, berhenti merokok itu sulit sekali dilakukan. Untung saja, lingkungan sekitar Nurdin turut membantunya berhenti merokok . "Tetap pribadi, yang utama, kedua lingkungan dan lingkungan keluarga, Karena kalau bapak berwibawa di rumah, tidak bisa diatur apa-apa, jadi susah, tapi kalau di kantor, bisa, di luar, public opinion, orang tegur," katanya.
Sekarang Nurdin bebas dari merokok, dan dia tidak menyesali keputusannya untuk berhenti merokok. "Pasti jauh lebih sehat lah ya, jauh lebih sehat secara bernapas," katanya.
Sebelumnya, Nurdin mengaku dapat menghabiskan minimal 2,5 bungkus rokok per hari. Kebiasaan merokoknya itulah yang menjadi salah satu penyebab penyempitan pembuluh darah yang dideritanya hingga dia harus menjalani operasi pada 2006 dan mengikuti latihan rehabilitasi jantung setiap tiga hari seminggu. "Pesan saya, hentikan merokok, mulailah hidup sehat, saya setuju rokok itu racun berbahaya," pungkasnya.

Sabtu, 29 Mei 2010

Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?

Kehadiran anjing peliharaan dikabarkan menjadi salah satu alasan perceraian aktris Sandra Bullock dan suaminya, Jesse James. Konon James merasa keberatan dengan kebiasaan Bullock yang membiarkan anjing-anjing kesayangannya naik ke tempat tidur setiap malam.

Memang tak sedikit para penyayang hewan yang tidur bersama dengan hewan-hewan menggemaskan itu. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya paling suka tidur bersama hewan kesayangan. Menurut survei American Pet Product Association, hampir separuh anjing peliharaan tidur di ranjang majikannya. Sekitar 62 persen anjing kecil dan 62 persen kucing tidur bersama pemiliknya.

Derek Damin, ahli alergi, asma dan imunologi, dari Louisville, menyebutkan, orang yang menderita asma dan alergi seharusnya tidak boleh tidur satu kasur bersama hewan peliharaan, bahkan di kamar seharusnya tidak ada kucing atau anjing.

"Tapi jika Anda tidak menderita alergi, tidur dengan hewan peliharaan tidak apa-apa asalkan tidak sampai mengganggu tidur Anda," kata Damin.

Menurut klinik gangguan tidur Mayo Clinic, hewan peliharaan bisa menyebabkan gangguan tidur. Hampir separuh dari pasien yang datang ke klinik tersebut adalah pemilik anjing atau kucing dan 53 persen mengatakan kucing atau anjing mereka mengganggu tidurnya.

"Ada pasien insomnia yang telah menjalani berbagai pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya. Ternyata penyebabnya adalah karena anjing peliharaannya selalu menggaruk-garuk sepanjang malam," kata Lisa Shives, MD, direktur medis pusat gangguan tidur.

Kehadiran hewan peliharaan di kamar juga bisa mengganggu kehidupan seks, terutama bila salah satu pasangan merasa tak nyaman berhubungan intim dengan dilihat si meong atau si guguk.  "Sebaiknya bicarakan dengan pasangan dan pastikan kedua belah pihak merasa nyaman dan tidak terganggu," kata Charles Schmitz, konsultan perkawinan.

Larang sejak awal
Menyingkirkan hewan peliharaan dari kamar tidur ternyata bukan perkara mudah. Inggrid Johnson, dokter hewan, mengatakan jika Anda tidak ingin satu ranjang bersama kucing, jangan pernah izinkan kucing masuk kamar.

"Bagi kucing, seluruhnya atau tidak sama sekali. Jadi, selalu buka pintu untuknya atau sejak awal tutup," katanya. Bila kita tiba-tiba melarang si kucing naik ke tempat tidur, ia akan mulai melakukan tingkah yang mengganggu. "Bila kita mengganggu teritorinya, ia bisa jadi sangat menjengkelkan," tambahnya.

Salah satu trik untuk mengusir si kucing adalah dengan memberinya kesibukan lain untuk dilakukan, misalnya mainan, atau membuka tirai jendela agar ia bisa melihat ke luar. "Lampu-lampu jalan pada malam hari buat kucing atau anjing seperti menonton televisi secara langsung," katanya.

Bagaimana dengan anjing? Pelatih anjing terkenal Victoria Stilwell mengatakan, selama anjing  kesayangan kita tidak punya masalah perilaku, boleh saja membiarkannya tidur di kasur.  "Anjing hanya mau tidur dengan orang yang ia percaya," katanya. Namun jika anjing Anda memiliki tipe dominan, sebaiknya jangan biarkan ia tidur di kasur.

Pada awalnya mungkin sulit untuk melarang si meong atau guguk untuk pindah tidur, tetapi dengan kesabaran dan konsistensi mereka akan menurut. "Mungkin butuh agak lama untuk kucing mau pindah. Karena itu, sejak awal jangan dibiasakan," kata Stilwell.

Disiplin Tepat, Anak Jadi Kreatif


Bagaimana menerapkan disiplin yang tepat untuk menciptakan anak yang kreatif? Menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya, Perkembangan Anak, ada tiga cara penanaman disiplin di rumah. Pertama disiplin otoriter, kedua displin permisif, dan ketiga disiplin demokratis. Pola seperti apa yang paling tepat untuk membentuk anak kreatif?

1. Disiplin otoriter
Pada disiplin model ini, orangtua memberikan aturan yang harus dipatuhi tanpa ada penjelasan. Jika tidak, ia akan dihukum. Hukuman juga dianggap cara terbaik agar anak menjadi taat dan disiplin. Di sisi lain, orangtua kerap mengabaikan penghargaan bila anak berperilaku positif.

Dampaknya, hubungan antara orangtua dan anak kurang harmonis. Anak takut dan tertekan, bahkan ia akan kehilangan inisiatifnya untuk berkreasi. Kurangnya penghargaan juga membuat anak malas berkreasi, alias kreativitasnya mandek.

2. Disiplin permisif
Tipa disiplin seperti ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak. Tidak ada aturan dan arahan kepada anak. Orangtua seperti ini juga tidak peduli terhadap perilaku anaknya sehingga mereka tidak pernah atau tidak mengontrol sikap dan kurang memberi bimbingan.

Memang kebebasan sesuai dengan konsep kreativitas. Namun, kreativitas tidak berarti bebas tanpa batas. Jika ini sudah terjadi, anak akan kehilangan inisiatif dan kreativitasnya. Sebab, di satu sisi anak bereksplorasi sendiri, tetapi di sisi lain bila tidak diserati dengan penghargaan atas pencapaian sesuatu, lama-lama anak menjadi malas berkreasi.

3. Disiplin demokratis
Model disiplin yang satu ini menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa sebuah aturan dibuat, selain anak memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri dan menghilangkan hukuman fisik. Sementara perilaku positif atau sesuai dengan harapan dihargai, baik dengan pemberian pengakuan sosial maupun pujian.

Orangtua memberikan kesempatan dan dorongan disertai feedback yang memadai untuk setiap kreasi yang dibuat oleh anak. Penghargaan yang diterima membuat anak bersemangat untuk terus mencoba dan memanfaatkan imajinasi yang dimilikinya. Kreativitasnya pun semakin berkembang.

Batasan yang diterapkan oleh orangtua juga membuat anak memahami, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan, selain membantu anak memiliki komitmen terhadap tugas atau hal yang sedang dikerjakannya.

Rencanakan Kondisi Keuangan Masa Depan

oleh Harris Turino

Sudah menjadi satu fenomena yang umum bahwa banyak di antara rekan-rekan kita, ataupun orang-orang di sekitar kita yang sering mengeluh bahwa kondisi keuangannya morat-marit.

Jumlah utangnya menggunung dan melebihi pendapatannya, bahkan melebihi jumlah asset yang dimilikinya. Dalam kondisi seperti ini yang biasanya menjadi kambing hitam adalah kecilnya jumlah pendapatan yang dimilikinya.

Padahal akar permasalahan yang sebenarnya bukan berada pada sisi pendapatan saja, tetapi kegagalan mengelola keuangan. Banyak di antara kita yang tidak memiliki perencanaan keuangan, bahkan tidak pernah berpikir untuk merencanakan kondisi keuangan, apalagi di masa mendatang.

Perencanaan keuangan sebenarnya merupakan aktivitas mutlak yang harus dilakukan oleh setiap orang dan inilah yang akan membedakan antara kelompok orang-orang yang selalu terjebak oleh kesulitan likuiditas dan kelompok orang-orang yang bisa menikmati hidupnya. Tulisan ini akan mencoba untuk membahas secara sederhana, bagaimana seseorang harus mulai merencanakan keuangannya.

Mendiagnosa kondisi keuangan
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam penyusunan rencana keuangan adalah mendiagnosa kondisi keuangan pribadi kita saat ini. Yang perlu diperhatikan dalam mendiagnosa kondisi keuangan adalah besarnya total pendapatan, total pengeluaran, besarnya aset dan kewajiban hutang yang kita miliki.

Secara umum jelas bahwa jumlah total pendapatan tidak boleh melebihi total pengeluaran. Bagi orang yang memiliki pendapatan tetap tiap bulan maka dengan mudah bisa diperkirakan besarnya total pendapatan dalam satu tahun, termasuk pendapatan non rutin seperti tunjangan hari raya dan bonus. Maka pengeluarannya harus diatur tidak melebihi total pendapatan rutin yang dimilikinya.

Pendapatan non rutin tidak boleh dialokasikan untuk menanggung total pengeluaran, tetapi harus dialokasikan untuk tujuan investasi atau memperkuat dana darurat. Sedangkan bagi orang yang memiliki jenis pendapatan variabel (tidak tetap) maka total pengeluarannya tidak boleh melebihi 80% rata-rata pendapatannya.
Pos berikutnya yang perlu dicermati adalah asset. Kita sering sekali keliru mendefinisikan tentang aset dalam kaitannya dengan perencanaan keuangan.

Aset sebenarnya adalah segala sesuatu yang memberikan hasil atau mendukung aktivitas produktif kita. Contoh yang sederhana adalah rumah yang kita tinggali dan kendaraan yang kita pakai bisa digolongkan ke dalam aset karena mendukung aktivitas produktif kita, sedangkan villa, stereo set, gitar akustik, tongkat golf dan kendaraan kedua yang jarang kita pakai, jelas bukan merupakan kategori aset. Tabungan dan investasi adalah salah satu ujud nyata aset yang memberikan imbal hasil.

Utang adalah hal yang jamak dilakukan dan sebenarnya bukan hal yang perlu ditakuti. Utang pada hakikatnya adalah menambah daya beli kita dengan menarik pendapatan kita di masa mendatang ke masa kini.

Yang perlu dicermati dalam hal utang adalah jenis utang dan besarnya kewajiban cicilan yang harus kita tanggung. Kredit rumah dan kendaraan produktif jelas merupakan jenis utang yang wajar dan bisa ditoleransi, tetapi utang kartu kredit adalah jenis hutang yang mutlak harus dihindari. Tingkat bunga utang kartu kredit rata-rata mencapai 35 – 48 persen per tahun dan ini jelas membebani likuditas keuangan kita.

Mengingat besarnya tingkat bunga kartu kredit, maka penggunaan kartu kredit harus diwaspadai sebatas demi kepraktisan dan kenyamanan saja dan bukan untuk meningkatkan daya beli kita dengan cara berutang.

Dalam hal mengelola utang, besarnya total kewajiban pembayaran cicilan utang kita tidak boleh melebihi 30 persen dari total pendapatan kita. Bila kita sudah terjebak pada kondisi kewajiban membayar hutang yang melebihi ambang batas tersebut, maka retrukturisasi utang mutlak harus dilakukan dengan memprioritaskan pada utang-utang yang memiliki bunga tinggi, seperti utang kartu kredit, kredit tanpa agunan dan sejenisnya.

Memiliki Dana Darurat
Langkah kedua dalam penyusunan rencana keuangan adalah memeriksa ketersediaan dana darurat yang kita miliki. Dana darurat adalah dana yang sewaktu-waktu harus tersedia bila muncul pengeluaran yang tidak terduga.

Banyak orang tidak memikirkan ketersediaan dana darurat dalam perencanaan keuangan mereka, sehingga ketika muncul pengeluaran tidak terduga maka yang sering dilakukan adalah menambah kemampuan daya beli dengan menciptakan hutang, dan biasanya jenis utangnya adalah utang dengan tingkat bunga tinggi seperti hutang kartu kredit dan kredit/pinjaman tanpa agunan.

Padahal jelas bahwa utang sebenarnya sama sekali tidak boleh dijadikan andalan untuk menutup pengeluaran tidak terduga ini. Di sinilah pentingnya ketersediaan dana darurat, sehingga kita tidak terjebak lilitan utang berbunga tinggi.

Besarnya dana darurat yang harus dimiliki dalam perencanaan keuangan bervariasi, mulai dari 5 sampai 20 kali total pengeluaran bulanan kita, tergantung dari beban yang kita tanggung. Bila kita masih single maka cukup memiliki dana darurat 5 bulan total pengeluaran, sedangkan semakin banyak anggota keluarga kita, maka semakin besar dana darurat yang harus kita siapkan.

Patokan yang sederhana adalah tiap anggota keluarga yang menjadi tanggunan kita harus memiliki dana darurat 5 bulan total pengeluaran. Sehingga bila kita sudah menikah dan memiliki 2 anak, maka total besarnya dana darurat yang kita miliki adalah 20 kali total pengeluaran bulanan kita. Dana darurat ini bukan termasuk kategori investasi, tetapi tetap dana darurat ini harus diinvestasikan agar berkembang.

Pilihan jenis investasi untuk dana darurat adalah investasi yang sifatnya likuid dan memiliki tingkat risiko investasi yang relatif kecil. Investasi pada dana darurat bukan untuk tujuan pertumbuhan tetapi lebih pada ketersediaan sewaktu-waktu dan tidak lekang oleh inflasi. Harus disadari bahwa besarnya dana darurat ini harus meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup kita.

Membuat Daftar Pengeluaran
Langkah ketiga dalam penyusunan rencana keuangan adalah membuat daftar pengeluaran. Pada tahap ini yang mutlak dilakukan adalah memeriksa jenis pengeluaran yang selama ini kita jalani.

Secara garis besar jenis pengeluaran itu bisa dibagi menjadi empat bagian, yaitu membayar kewajiban hutang, pengeluaran rutin seperti biaya rumah tangga, listrik, telepon, dan lain-lain, investasi dan pengeluaran pribadi.

Seperti sudah dijelaskan pada langkah pertama di atas, besarnya kewajiban membayar utang (cicilan) tidak boleh melebihi 30 persen dari total pendapatan kita. Dan ini harus ditempatkan pada prioritas pertama dari sisi pengeluaran.

Menunda kewajiban pembayaran utang hanya akan menimbulkan peluang terciptanya utang baru di masa depan yang memiliki tingkat bunga lebih tinggi. Prioritas kedua dalam pengeluaran adalah mengelola pengeluaran rutin.

Harus dibedakan secara jelas antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pribadi. Pengeluaran rutin adalah jenis pengeluaran yang mutlak harus dilakukan untuk mendukung aktivitas produktif kita, tidak bisa dihemat tanpa menurunkan kualitas hidup dan tidak bisa dihindari, sedangkan pengeluaran pribadi adalah jenis pengeluaran yang harus dikorbankan bila terjadi penurunan pendapatan.

Besarnya pengeluaran rutin harus dijaga pada kisaran 50 persen dari total pendapatan kita. Bila pengeluaran rutin sudah melebihi ambang batas 60 persen dari total pendapatan kita, maka kita tidak memiliki kesempatan untuk berinvestasi.

Akibatnya kita akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup di masa yang akan datang. Jadi bila pengeluaran rutin sudah mendekati ambang batas, kita harus bekerja lebih giat lagi agar total pendapatan kita meningkat.

Investasi juga harus menjadi prioritas dalam alokasi “pengeluaran” kita. Investasi ini berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita di masa yang akan datang. Investasi akan menambah aset yang kita miliki dan menjadi sumber pendapatan pasif.

Budaya investasi harus mulai dilakukan sejak dini, seberapa kecilpun pendapatan kita. Besarnya alokasi “pengeluaran” untuk investasi minimal adalah 10 persen dari total pendapatan kita. Agar kondisi ini tercapai, maka alokasi investasi bukan dari sisa pendapatan kita setelah dikurangi dengan pengeluaran, tetapi memang sudah dialokasikan begitu kita menerima pendapatan.

Perlu dipahami bahwa investasi tidak sama dengan menabung, karena menabung hanya memberikan tingkat pertumbuhan asset yang relatif sangat kecil. Semakin muda usia kita semakin besar bobot (persentasi) investasi kita di instrumen-instrumen investasi yang mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk mendukung masa depan keuangan kita.

Harus disadari bahwa investasi yang memberikan tingkat imbal hasil tinggi selalu memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat resiko tersebut harus tetap sesuai dengan karakteristik toleransi risiko yang kita miliki. Semakin mapan kondisi ekonomi kita, maka alokasi aset dalam bentuk investasi harus semakin besar, sampai pada gilirannya kita bisa mencapai kebebasan finansial bila hasil yang kita terima dari kerja asset investasi kita sudah melebihi atau paling tidak mendekati hasil kerja produktif kita.

Pengeluaran pribadi adalah satu-satunya jenis pengeluaran yang boleh dan harus dikorbankan ketika terjadi kenaikan persentasi pengeluaran di ketiga pos pengeluaran yang lainnya. Penundaan dan pengurangan pada pos pengeluaran pribadi tidak akan mengurangi kualitas hidup kita dan tidak membahayakan kondisi keuangan kita di masa yang akan datang.

Hal ini jelas berbeda apabila kita mengurangi alokasi pengeluaran kita pada ketiga pos prioritas pengeluaran yang pertama. Salah satu cara untuk mengendalikan pengeluaran pribadi adalah dengan membuka akun khusus di bank yang digunakan untuk mendukung pengeluaran pribadi ini dan akun ini hanya berisi sisa dari pendapatan kita bulan sebelumnya setelah dikurangi dengan total pengeluaran kita di ketiga pos pengeluaran prioritas yang tidak boleh diganggu gugat.

Akun khusus inilah yang digunakan mendanai pengeluaran pribadi agar tidak menggerogoti ketiga pos pengeluaran prioritas. Dengan adanya akun khusus ini maka kita juga tidak perlu repot-repot untuk menghitung besarnya alokasi pengeluaran pribadi yang boleh dilakukan.

Setelah kita membenahi kondisi keuangan kita maka kita harus memasuki langkah keempat, yaitu merencanakan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita. Dalam menentukan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang harus jelas tergambar tujuan keuangan yang ingin dicapai dan kurun waktu untuk mencapainya.

Target tujuan tentu saja harus realistis dan disesuaikan dengan kondisi kita. Target jangka panjang kemudian dipecah-pecah menjadi target-target jangka pendek dan strategi mencapai tujuan tersebut.

Salah satu faktor yang paling menentukan keberhasilan pencapaian tujuan keuangan adalah komitmen dan ketertiban kita mematuhi strategi yang sudah ditentukan. Perencana keuangan profesional dari dunia perbankan bisa dilibatkan untuk menata tujuan keuangan kita.

Semoga tulisan ini memberikan inspirasi bagi kita untuk menata ulang dan memperbaiki kondisi keuangan pribadi kita. Selamat berinvestasi.


Harris Turino

Faculty Member Prasetiya Mulya Business School, Pelaku Bisnis dan Pengamat Pasar Modal serta Kandidat Doktor Manajemen Strategik Universitas Indonesia